Thursday, May 21, 2015

Nabi Musa AS Bertemu Nabi Syuaib #2

Ketika Musa berteduh di bawahpohon untuk menghilangkan rasa letihnya, ia melihat kerumuhan orang yang berebut mengambil air. Diantara kerumunan para penggembala yang kebanyakan kaum laki-laki, dilihatnya dua orang gadis yang sedang ikut antri. Musa tidak tega melihat dua gadis itu dan segera menolongnya untuk mengambil air sumur, kemudian memberi minum ternak-ternaknya.


Kedua gadis yang ditolong Musa menceritakan kebaikan Musa kepada orangtuanya. Keduanya adalah putri Nabi Syuaib AS. Kemudian Nabi Syuaib memerintahkan salah seorang putrinya untuk mengundang Musa singgah ke rumahnya. Di rumah Nabi Syuaib AS, Nabi Musa AS disambut dengan hangat dan ramah. Sejak saat itu, Musa AS tinggal dirumah Nabi Syuaib AS dan diperlakukan seperti anggota keluarga. Kemuliaan akhlaknya, kecerdasan, tubuh yang tegar, kuat, jujur, dan sungguh-sungguh dalam bekerja telah membuat keluarga Nabi Syuaib AS bersimpati kepada Nabi Musa AS. Nabi Syuaib AS bermaksud menjodohkan salah satu putrinya kepada Nabi Musa AS. Nabi Syuaib berkata:  


قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ 
Dia berkata, "Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik.
(Q.S. Al-Qasas [28]: 27)

Nabi Musa AS menyetujui tawaran Nabi Syuaib AS dan menikahlah ia dengan salah seorang putri Nabi Syuaib AS serta memenuhi syarat untuk bekerja selama delapan tahun sebagai mas kawin untuk istrinya. Setelah delapan waktu yang disyaratkan telah terpenuhi, Nabi Musa AS ingin meninggalkan Madyan dan kembali ke tanah kelahirannya. Setelah mendapat izin dari mertuanya Nabi Syuaib AS, berngkatlah Nabi Musa AS beserta istrinya ke Negri Mesir. Siang malam ditempuhnya perjalanan itu sampai akhirnya tibalah mereka di gunung Sinai dan tersesat pada tengah malam dengan udara yang sangat dingin. 

Saat Nabi Musa AS berusaha menyalakan api untuk menghangatkan rasa dingin dan menerangi gelapnya malam, namun selalu gagal, saat itu Nabi Musa AS melihat nyala api dari kejauhan. "Maka ketika Ia (Musa) mendatanginya (nyala api itu) terdengar suara seruan: 
Hai Musa! Sesungguhnya Aku ini adalah Tuhan-mu, maka lepaksanlah alas kakimu, karena engkau berada di lembah suci bernama Tuwa. Aku memilihmu menjadi Rasul, maka perhatikanlah apa-apa yang akan diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya Aku ini Allah, tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku."
(Q.S. Taha [20]: 11-14)

Kemudian Nabi Musa AS diberi mukjizat berupa tongkat yang dapat berubah menjadi ular dan tangannya menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai bekal kepulangannya ke Mesir untuk menghadapi Fir'aun. Sekaligus merupakan tanda pengangkatannya sebagai nabi dan rasul. Setelah resmi diangkat menjadi nabi bagi kaum Bani Israil dan Fir'aun, Nabi Musa AS diperintahkan Allah SWT untuk menghadapi Fir'aun.

"Pergilah kepada Fir'aun sesungguhnya ia telah melampaui batas."
 (Q.S An-Nazi'at [79]: 17)

Dalam misi menjalankan misi kerasulannya, Nabi Musa AS memohon kepada Allah SWT agar ia ditemani oleh saudaranya Harun untuk menghadapi Fir'aun. Sesuai perintah Allah SWT, Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS tetap berlaku lemah lembut dalam menyampaikan ajaran Allah SWT kepada Fir'aun. Nabi Musa AS bedoa kepada Allah SWT mohon diberi kemudahan dalam menyelasaikan masalah dan diberi kemampuan bcara yang baik, agar mampu menghadapi Fir'aun yang memang teliti dan waspada. Doa Nabi Musa AS: "Ya Allah, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lepaskan ikatan dalam lidahku agar mereka mengerti ucapanku."

Dihadapan Fir'aun, Nabi Musa AS menjelaskan bahwa dirinya adalah utusan Allah SWT. Tuhan yang memiliki alam semesta ini.
Dengan marah, Fir'aun bertanya: "Siapakah tuhan yang memiliki alam semesta ini?"
Nabi Musa AS berkata: "Dialah Tuhan yang menjadikan bumi, langit, dan segala isinya, itulah tuhan yang sebenarnya."
Fir'aun berkata lagi dengan nada ingkar: "Hai kaumku, adakah adakah kamu mendengar ucapannya yang mengingkari ketuhanan diriku?"
Nabi Musa AS menjawab: "Tuhanku adalah Tuhanmu juga, Tuhan nenek moyang kamu sekalian, Dialah Tuhan timur dan barat dan diantara keduanya, jika kamu mau berpikir."

Perdebatan antara Nabi Musa AS dengan Fir'aun berlanjut dan akhirnya Fir'aun menantang mengadu keterampilan tukang sihir-tukang sihir andalannya dengan Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS, dua orang utusan Allah SWT yang membawa mukjizat. Seluruh rakyat diundang untuk dating dan menyaksikan. Pada hari yang telah ditentukan, pertandingan pun dimulai. Nabi Musa AS mempersilahkan para tukang sihir Fir'aun memulai terlebih dahulu. Langsung saja para tukang sihir Fir'aun dengan segala benda yang ada ditangan mereka seperti tongkat dan tali berubah mejadi puluhan ular yang menjalar-jalar kemudian dengan cepat mendekati Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS. Menyaksikan hal itu, hati Nabi Musa AS sedikit ragu, takut, dan gentar.


Namun Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Musa AS untuk segera melemparkannya, dan seketika itu pula berubah menjadi ular yang sangat besar dan melahap semua ular tukang sihir dalam waktu singkat. Para tukang sihir yang kalah merasa takjub dengan apa yang tampak dihadapan mereka. Mereka segera bersujud kehadapan Nabi Musa AS sambil berseru: "Kami beriman kepada Tuhan Musa dan Harun." Sejak kejadian kekalahan tukang sihir, yang memalukan Fir'aun itu, ia semakin bertambah kesewenang-wenangnya dan mengancam akan menyiksa orang-orang yang beriman kepada Tuhan Nabi Musa AS. Sampai akhirnya bala tentaranya mengejar Nabi Musa AS dan orang-orang yang beriman bersamanya hingga terdesak ditepi Laut Merah.


Dalam keadaan terjepit di tengah kepuang tentara Fir'aun, Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa AS agar memukulkan tongkatnya ke Laut Merah. Nabi Musa AS langsung memukulkan tongkatnya ketepi Laut Merah dan terbelahlah Laut Merah hingga membentuk sebuah jalan yang lebar. Nabi Musa AS dan kaumnya menyeberangi Laut Merah diikuti oleh pasukan Fir'aun yang mengejar kaum Nabi Musa AS. Nabi Musa AS dan kaumnya tiba diseberang laut sementara Fir'aun dan pasukannya tertinggal dibelakang. Nabi Musa AS memukulkan tongkatnya lagi seperti semula dan tenggelamlah Fir'aun beserta pasukannya.

Fir'aun berteriak memohon ampun dan berkata: "Aku sekarang percaya kepada Allah SWT. Tolonglah aku Musa! Aku percaya engkau utusan Tuhan-mu." Namun semuanya sudah terlambat , dan Fir'aun merasakan azab atas kesombongannya.



    
 

Wednesday, May 20, 2015

Kisah Nabi Musa A.S

Beriman kepada para nabi dan rasul adalah keharusan bagi umat Islam. Para nabi dan rasul diutus Allah SWT untuk menyebarkan aqidah Islam. Mereka diberikan keutamaan oleh Allah SWT, yang kita kenal dengan mukjizat.


Nabi Musa AS adalah putra dari Imran bin Yaskhur bin Qahis bin Yakub AS, ibunya Yukabad. Di lahirkan di Mesir. Nabi Musa AS memiliki kakak, yaitu Nabi Harun AS. Raja yang berkuasa di Mesir saat itu adalah Fir'aun, yang sangat kejam kepada rakyatnya dan sangat sombong. Fir'aun mengaku dirinya sebagai Tuhan.


Sebelum Nabi Musa AS dilahirkan, Fir'aun bermimpi melihat seorang anak laki-laki mengambil mahkotanya. Dia meminta para ahli nujum atau tukang ramal mimpi untuk menafsirkan mimpinya itu, dan diartikan akan lahir seorang bayi laki-laki dari keturunan Bani Israil yang nanti akan menghancurkan kerajaan Fir'aun. Sejak saat itu Fir'aun memerintahkan tentaranya untuk memeriksakan setiap rumah penduduk, dan membunuh setiap golongan bayi kai-laki dari Bani Israil.


Sementara itu keluarga Imran bin Qahis bin Ya'kub AS dari Bani Israil sedang gelisah menunggu kelahiran bayi yang sedang dikandung istrinya Yukabad. Ia gelisah karena bila bayi yang dilahirkannya laki-laki dan takut akan dibunuh oleh tentara Fir'aun. Ketika Yukabad melahirkan, bayi laki-lakinya diberi nama Musa.


Ditengah kekhawatirannya, Allah SWT mengilhamkan Yukabad untuk memasukkan bayi itu kedalam peti dan menghanyutkannya ke sungai Nil. Kemudian dengan kuasa Allah SWT bayi itu ditemukan oleh pembantu istri Raja Fir'aun yang sedang mandi di tepi sungai Nil. Musa dibawa ke istana dan dijadikan anak angkat oleh keluarga Fir'aun.


Pada mulanya Fir'aun khawatir akan kehadiran bayi itu: "Barangkali anak ini yang akan merobohkan kekuasaanku, berikanlah ia kepadaku akan kubunuh dia." Namun istrinya, yaitu Siti Asiah berhasil meyakinkan Fir'aun untuk memelihara bayi itu. beberapa hari bayinya tidak mau menyusu, Siti Asiah bingun, maka ia mencarikan ibu susu bagi Musa. Dengan kehendak Allah SWT, Yukabad terpilih sebagai wanita yang menyusuinya, karena Musa tidak mau menyusu pada wanita lain.


Keluarga Fir'aun, terutama Asiah sangat gembira melihat bayi Musa mau menyusu kepada salah seorang Wanita. Asiah tidak mengetahui bahwa yang menyusui Musa adalah ibu kandung Musa sendiri. Fir'aun pun sering menggendong bayi Musa. Suatu waktu ketika Musa dalam gendongan Fir'aun, jenggotnya dijambak oleh Musa. Fir'aun sangat marah dan hamper membunuhnya. Asiah berhasil mencegahnya, sambil mengatakan bahwa Musa masih kecil dan belum tahu apa yang diperbuatnya. Akhirnya Fir'aun menguji Musa dengan dua buah piring yang satu berisi bara api dan lainnya berisi bara api. Musa yang cerdas, pada mulanya akan memilih roti, namun malaikat menggiring tangan Musa untuk memilih dan memasukkan bara api ke mulutnya, dan akhirnya hilanglah kecurigaan Fir'aun pada Musa.


Menjelang usia dewasa Allah SWT menganugerahkan Musa berbagai ilmu pengetahuan dan rasa keimanan serta pangkat kenabian. Suatu hari, ketika Musa berjalan-jalan untuk berkeliling kota, ia melihat dua orang sedang berkelahi dari suku Bani Israil dan Bani Qibti, dia berusaha untuk melerai mereka dan mendamaikannya. Namun salah seorang dari Bani Qibti tidak mau berdamai, dan Musa terpaksa menamparnya hingga tersungkur dan mati. Musa sangat menyesali perbuatannya, ia pun memohon ampun dan bertaubat kepada Allah SWT:   
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim menganiaya diriku sendiri, karena itu ampunilah dosaku."
(Q.S Al-Qasas [28]: 16)

Berita kematian orang Qibti karena Musa terdengar oleh Fir'aun, lalu ia memerintahkan tentaranya untup menangkap Musa. Untunglah seorang laki-laki telah memberitahukan rencana Fir'aun kepada Musa. Setelah berhari-hari Musa berjalan, Musa tiba di sebuah desa bernama Madyan. Ia merasa lega karena terbebas dari kejaran Fir'aun.


Bersambung.....


Ceritanya sangat panjang. Daripada dalam satu post banyak tulisan yang membuat saya bingung, saya membuat sambunganya di post lain...